Prevalansi Stunting di Bolsel Turun Hingga 2,14 Persen

by -47 views

ADVERTORIAL,-Prevalansi Stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menurun hingga 2,14 persen.

Hal ini terlihat pada aplikasi sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 dan 2023 serta aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri yang menunjukkan bahwa kondisi Stunting di Kabupaten Bolsel selama dua tahun terakhir (2022 & 2023) telah terjadi penurunan prevalensi stunting skala Kabupaten dari 5,21% menjadi 3,07%.

Diantara 5 Kecamatan telah mengalami penurunan prevalensi stunting, untuk Kecamatan Posigadan dari angka 3.90% (2022) menjadi 2.62% (2023), Kecamatan Helumo 5% (2022) menjadi 4,3% (2023), Kecamatan Bolaang Uki 9,5% (2022) menjadi 4,8% (2023), Kecamatan Pinolosian 4,6% (2022) menjadi 3% (2023).

Kecamatan Pinolosian Timur (wilayah Kerja PKM Dumagin) 3.20% (2022) menjadi 2,2% (2023) dan (wilayah Kerja PKM Onggunoi) 7,8% (2022) menjadi 1,7% (2023). Serta ada 2 di antaranya menurun secara signifikan yaitu Kecamatan Bolaang Uki 9.5% (2022) menjadi 4.8% (2023), dan Kecamatan Pinolosian Timur (wilayah Kerja PKM Onggunoi) 7.8% (2022) menjadi 1,7% (2023).

Sedangkan Kecamatan Tomini mengalami kenaikan prevalensi stunting yaitu dari 1,5% (2022) menjadi 1,7% (2023), Kecamatan Pinolosian Tengah 0.50% (2022) menjadi 1,2% (2023).

Sekretaris Daerah Marzanzius Arvan Ohy S.STP, M.AP menjelaskan, penurunan prevalensi stunting tersebut adalah hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintah daerah melalui program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing perangkat daerah yang termasuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), melalui pembiayaan APBD 2023 dengan total anggaran Rp. 24.785.676.745, yang mencakup intervensi spesifik sebesar Rp. 1.278.927.200, dan intervensi sensitif sebesar Rp. 23.329.426.695, serta intervensi koordinatif sebesar Rp. 377.322.830.

Selain itu, upaya penurunan Stunting juga didukung oleh pemerintah desa se-Kabupaten Bolsel melalui pembiayaan APBDes dengan total anggaran di 81 desa sebesar Rp. 4.656.362.710.

“Keberhasilan penurunan prevalensi stunting di Bolsel juga ditopang oleh peran serta Komunitas, Organisasi Masyarakat, Perusahaan swasta dan masyarakat filantropi melalui program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS) yang dilaksanakan sejak awal tahun 2023. Selain itu, ada pula Program Intervensi perusahaan JRBM untuk Stunting di dua kecamatan daerah lingkar tambang yaitu Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur,” ujar Panglima ASN Bolsel ini.

Sementara itu, pada akhir tahun 2023 ini, Aksi Integrasi Percepatan Penurunan Stunting di Kab. Bolsel sudah masuk pada ke Aksi 7, yaitu Pengukuran dan Publikasi. Di mana, pada tahap aksi 7 ini dilakukan pelaporan hasil pengukuran balita (bayi bawah lima tahun) dan baduta (bayi bawah dua tahun) yang termasuk kategori stunting pada aplikasi e-PPGBM dan aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri.

Melihat perkembangan ini, Sekretaris Daerah Bolsel berharap persentase prevalensi stunting di Bolsel akan terus mengalami penurunan hingga dapat mencapai target Nasional dalam RPJMN yaitu 14% (pengukuran SSGI) di tahun 2024.

Kami berharap seluruh pemangku kepentingan di daerah untuk tidak berpuas diri dengan hasil yang telah dicapai. Mari terus kita bekerja keras bersama-sama satukan langkah gas full mewujudkan penurunan Stunting di Bolsel demi mencapai target Nasional 14% di tahun 2024,” tutup Arvan Ohy.

 

 

(***)